sejujurnya, dulu aku engga terlalu ngerti seberapa besar peran ibu kita Kartini sama wanita Indonesia. ya, aku tahu beliau adalah tokoh emansipasi yang sangat iconic, tapi sebesar apakah efeknya?
baru pas aku mulai dewasa dan punya pemikiran serta idealisme sendiri sebagai seorang perempuan, aku tahu bahwa melawan pandangan umum tentang wanita yang sedang berlaku di masanya, adalah hal yang sangat membutuhkan keberanian, keyakinan, kecerdasan, dan kemauan keras.
setelah aku membaca ulang kisah Kartini, aku jadi bangga banget punya tokoh wanita Indonesia yang hidup
baru pas aku mulai dewasa dan punya pemikiran serta idealisme sendiri sebagai seorang perempuan, aku tahu bahwa melawan pandangan umum tentang wanita yang sedang berlaku di masanya, adalah hal yang sangat membutuhkan keberanian, keyakinan, kecerdasan, dan kemauan keras.
setelah aku membaca ulang kisah Kartini, aku jadi bangga banget punya tokoh wanita Indonesia yang hidup
di tahun 1800-an, yang punya pemikiran seperti beliau. kalau ada yang belum pernah baca, aku anjurin beli buku yang berisi kumpulan surat-surat Kartini deh. it's very inspiring!
dalam masa hidupnya yang cuma 25tahun, Kartini bawa perubahan besar banget, bukan cuma buat perempuan Indonesia, tapi seluruh dunia. surat-surat tersebut menarik perhatian banyak kaum feminis terutama Belanda. tahun 2007 lalu, pemda Den Haag memberikan Kartini-Trophy untuk seorang perempuan Maroko yang berjuang membela emansipasi wanita di sebuah daerah di Den Haag.
sekarang aku yakin, kalau engga ada ibu Kartini, saat ini perempuan Indonesia masih selangkah atau sepuluh langkah di belakang. mungkin kita belum pernah punya presiden wanita dan mungkin engga pernah ada majalah tentang wanita.
sesuai motto ibu Kartini, "aku mau...", aku pengen ngajak semua orang untuk berani berjuang untuk cita-citanya sendiri. so, what do you want? pengen sekolah di luar negeri? punya usaha sendiri? atau lulus dengan nilai memuaskan? fight for it! :)
dalam masa hidupnya yang cuma 25tahun, Kartini bawa perubahan besar banget, bukan cuma buat perempuan Indonesia, tapi seluruh dunia. surat-surat tersebut menarik perhatian banyak kaum feminis terutama Belanda. tahun 2007 lalu, pemda Den Haag memberikan Kartini-Trophy untuk seorang perempuan Maroko yang berjuang membela emansipasi wanita di sebuah daerah di Den Haag.
sekarang aku yakin, kalau engga ada ibu Kartini, saat ini perempuan Indonesia masih selangkah atau sepuluh langkah di belakang. mungkin kita belum pernah punya presiden wanita dan mungkin engga pernah ada majalah tentang wanita.
sesuai motto ibu Kartini, "aku mau...", aku pengen ngajak semua orang untuk berani berjuang untuk cita-citanya sendiri. so, what do you want? pengen sekolah di luar negeri? punya usaha sendiri? atau lulus dengan nilai memuaskan? fight for it! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar